Selamat Datang di webblog Kami
Home | Profil | About Me | Galeri

Jumat, 29 Mei 2009

SEKOLAH GRATIS DI INDONESIA

Anak Indonesia Bebas Biaya Sekolah!
Ada kabar gembira bagi pendidikan Indonesia ! di Januari 2009 ini anak-anak Indonesia usia SD dan SMP dapat menikmati Sekolah bebas SPP.Sebuah harapan yang sudah lama diidam-idamkan , Sekolah Indonesia bebas biaya.Para orang tua bisa bernafas lega karena Departemen Pendidikan Nasional mengeluarkan kebijakan yang memberlakukan sekolah gratis, terutama pada sekolah negeri tingkat pendidikan dasa mulai SD sampai SMP.

Hal tersebut terwujud berkat adanya kenaikan jumlah biaya santunan BOS (Biaya Operasional Sekolah) yang di dalamnya termasuk sumbangan pembiayaan pendidikan (SPP), uang penerimaan siswa baru (PSB), biaya ujian sekolah dan juga BOS buku. Adapun perincian dana BOS yang akan diterima oleh tiap siswa adalah sebesar Rp. 400.000/ tahun untuk SD / SDLB di wilayah kota, Rp. 397.000/ tahun untuk SD/ SDLB di kabupaten. Sedangkan untuk siswa SMP/ SMPLB/ SMPT di kota Rp. 575.000/ tahun dan SMP/ SMPLB/ SMPT di kabupaten Rp. 570.000/ tahun.
Dengan BOS, orang tua siswa tak perlu bingung soal biaya. Angka putus sekolah akan berkurang, dan pendidikan pun akan lebih terfokus kepada peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Siswa Sekolah Swasta Juga Bisa Bernafas Lega
Untuk siswa miskin yang belajar di sekolah swasta, juga tak perlu khawatir. Pemerintah juga telah menginstruksikan kepada sekolah-sekolah swasta, untuk mendata siswa yang kurang mampu dan membebaskannya dari punguntan biaya operasional sekolah dan tidak ada juga pungutan biaya yang berlebihan kepada siswa yang mampu.
Apa sih RSBI dan SBI?
RSBI adalah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, sedangkan SBI adalah Sekolah Bertaraf Internasional. Saat ini di Indonesia terutama di kota-kota besar, banyak sekolah-sekolah yang menyamakan kurikulumnya dengan kurikulum internasional. Dari segi fasilitas pun sudah disesuaikan dengan kualitas bertaraf internasional.
Siswa Senang Belajar, Guru Tenang Mengajar.
Pemberlakuan sekolah gratis bukan berarti penurunan kualitas pendidikan. Untuk itu bukan hanya siswa saja yang diringankan dalam hal biaya, namun kini para guru juga akan merasa lega dengan kebijakan pemerintah tentang kenaikan akan kesejahteraan guru. Tahun 2009 ini pemerintah telah memutuskan untuk memenuhi ketentuan UUD 1945 pasal 31 tentang alokasi APBN untuk pendidikan sebesar 20%. Sehingga akan tersedianya anggaran untuk menaikkan pendapatan guru, terutama guru pegawai negeri sipil (PNS) berpangkat rendah yang belum berkeluarga dengan masa kerja 0 tahun, sekurang-kurangnya berpendapatan Rp. 2 juta.
Biaya Seragam, Ekstrakulikuler dan Studitour-nya Bagaimana?
Dari dana BOS yang diterima sekolah wajib menggunakan dana tersebut untuk pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru, sumbangan pembiayaan pendidikan (SPP), pembelian buku teks pelajaran, biaya ulangan harian dan ujian, serta biaya perawatan operasional sekolah. Sedangkan biaya yang tidak menjadi prioritas sekolah dan memiliki biaya besar, seperti: studytour (karyawisata), studi banding, pembelian seragam bagi siswa dan guru untuk kepentingan pribadi (bukan inventaris sekolah), serta pembelian bahan atau peralatan yang tidak mendukung kegiatan sekolah, semuanya tidak ditanggung biaya BOS. Dan pemungutan biaya tersebut juga akan tergantung dengan kebijakan tiap-tiap sekolah. Serta tentunya pemerintah akan terus mengawasi dan menjamin agar biaya-biaya tersebut tidak memberatkan para siswa dan orangtua.
Ada Bantuan dari APBD, loh!
Semua pasti berharap terealisasinya pendidikan gratis. Agar anak-anak Indonesia dapat mengenyam pendidikan dasar 9 tahun dan dapat mengangkat martabat dan derajat bangsa kita. Bagaimana jika suatu waktu terjadi hambatan atau ada sekolah yang masih kekurangan dalam pemenuhan biaya operasionalnya? Tenang saja… karena pemerintah daerah wajib untuk memenuhi kekurangannya dari dana APBD yang ada. Agar proses belajar-mengajar pun tetap terlaksana tanpa kekurangan biaya.
Sanksi Bagi Pelaku Penyimpangan Dana
Pemerintah Daerah akan memasyarakatkan dan melaksanakan kebijakan BOS tahun 2009 ini. Dan akan bertindak tegas bagi yang melanggarnya serta memberantas para pelaku penyimpangan dana tersebut. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan maka dana BOS akan disalurkan langsung ke rekening tiap-tiap sekolah. Dan secara khusus pemerintah akan mengirim tim pengawas untuk memonitor dana tersebut.


Read More......

Rabu, 27 Mei 2009

KARTiNI, EMANSIPASI DAN KONTROVERSI

Kartini"Saja ada satoe Botjah-Boedha, maka itoe ada mendjadi satoe alesan mengapa saja kini tiada memakan barang berdjiwa. Ketika saja masih anak-anak, saja telah dapat sakit keras, dokter-dokter tidak bisa menolong, mereka poetoes asah. Waktoe itoe, seorang Tionghoa (seorang hoekoeman dengan siapa kita masih anak-anak soeka bersahabatan) tawarkan dirinja boeat menolong saja. Saja poenja orang toea menoeroet dan saja betoel-betoel djadi semboeh. Apa jang obat-obatan dari orang-orang terpeladjar tidak mampoe, djoestroe obat-tachajoel jang menolongnja.

Ia menolong saja dengan tjoema-tjoema, saja disoeroe minoem aboe dari hioswa jang dibakar sebagi sembah-bakti pada satoe Tepekong Tionghoa. Lantaran minoem obat itoe saja djadi anaknja Orang Soetji itoe, Santikkong Welahan. Pada kira-kira satoe tahoen jang laloe saja mengoenjoengi Orang Soetji itoe. Ia ada hanja satoe Patoeng Emas jang ketjil dan siang malam dilipoeti asep hio. Bilamana ada berdjangkit wabah penjakit heibat, patoeng ketjil ini digotong-gotong kesana-sini dengan pake oepatjara boeat oesir pengaroeh djahat dari iblis-iblis.

Memahami utuh pikiran Kartini terlihatlah jelas betapa ia orang yang kritis dan cerdas atas kondisi sosial dan sebagai pemeluk agama yang taat dan saleh ia menghargai pengobatan alternatif yang oleh kedokteran Belanda dan Barat saat itu dianggap terbelakang, tetapi ia sekaligus menyayangkan praktek perdukunan yang seringkali mengikuti pengobatan itu. Sebagai orang muda terpelajar yang berkeinginan melanjutkan studi kedokteran di Betawi (tapi ayahnya melarangnya) Kartini tentu mengerti bahwa penyakit bukan disebabkan oleh arwah jahat yang bisa diusir dengan asap. Namun demikian ia bijak menghargai upaya pengobatan demikian.

Itulah terjemahan surat yang dikirim oleh R.A.Kartini pada 27 Oktober 1902 kepada nyonya R.M.Abendanon-Mandri seperti yang dimuat dalam buku Door Duisternis to Licht.

Kartini dilahirkan dari keluarga ningrat Jawa pada 21 April 1879 di Jepara. Ayahnya, R.M.A.A Sosroningrat, pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Teluwakur, Jepara. Peraturan Kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Ajeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.

Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Beliau adalah keturunan keluarga yang cerdas. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa.

Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School) hanya sampai usia 12 tahun. Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit.

Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, dimana kondisi sosial saat itu perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.

Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft, ia juga menerima leestrommel (paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan). Di antaranya terdapat majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie. Kartini pun kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat di De Hollandsche Lelie. Dari surat-suratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil membuat catatan-catatan. Kadang-kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas. Di antara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20, terdapat judul Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya dua kali. Lalu De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus. Kemudian karya Van Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta de Witt yang sedang-sedang saja, roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata). Semuanya berbahasa Belanda.

Oleh orang tuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, Raden Adipati Joyodiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.

Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, RM Soesalit, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.

Kartini telah memberikan inspirasi kepada banyak wanita di dunia, bahkan Eleanor Roosevelt pun terkesan setelah membaca terjemahan kumpulan surat-surat Kartini, Letters of a Javanese Princess. Bagi Eleanor Roosevelt, gagasan-gagasan yang ditemukannya dalam surat-surat itu sangat menggugah hati nuraninya. Ditengah pro kontra Kartini pada tahun 1964 dia dinyatakan sebagai pahlawan nasional, tokoh pendidikan dan emansipasi perempuan. Kartini sebagai pahlawan emansipasi wanita tetapi faktanya dia adalah anak selir, bukan anak garwo padmi dan Kartini merupakan istri keempat dari Raden Adipati Joyodiningrat, Bupati Rembang. Hingga saat ini pun sebagian besar naskah asli surat Kartini tak diketahui keberadaannya

Selain Kartini masih banyak pahlawan-pahlawan yang layak menyandang pahlawan emansipasi wanita :

* R. Dewi Sartika, sudah mendirikan sekolah-sekolah bagi anak perempuan di daerah Pasundan pada tahun 1904, tahun wafatnya Kartini.
* Cut Nyak Dhien, adalah seorang pahlawan wanita dari Aceh yang bersama suaminya Teuku Umar mengangkat senjata dan berperang melawan Belanda.
* Cut Meutia, adalah tokoh pahlawan dari Aceh yang bersama suaminya Teuku Cik Tunong juga mengangkat senjata dan berperang melawaan Belanda.
* Rahma el-Yunusia di Padang juga mendirikan sekolah-sekolah bagi anak perempuan; dan dia sangat tegas menolak semua tawaran Belanda untuk memberinya subsidi, karena dia tidak ingin terikat.
* Rohana Kudus, adalah wanita Indonesia pertama yang memimpin surat kabar Soenting Melaju. Ia menjadi pioner perdebatan gender dan hak-hak wanita Minangkabau.

Mengapa harus Kartini yang menjadi Pahlawan Emansipasi Wanita ? Bukankah nama-nama diatas juga pantas mendapat gelar tersebut. Perjuangan mereka lebih nyata dan bukan sekedar pemikiran yang ditungkan dalam surat korespondensi dengan teman. Tulisan inibukan untuk menggugat keberadaan Kartini sebagai Pahlawan Emansipasi wanita tapi sekedar untuk sharing saja dan juga untuk memberikan perhargaan yang lebih pada pahlawan-pahlawan wanita yang perjuangannya tidak lebih ringan daripada Kartini.

Read More......

Atribut

ATRIBUT BAJU SERAGAM DHARMA WANITA Pasal 30 Atribut DWP meliputi lambang, panji, vandel, bendera olah raga, papan nama, lencana, hymne, dan mars, serta pakaian seragam. Jenis, bentuk, ukuran, warna, dan cara penggunaan atribut sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini diatur lebih lanjut oleh pengurus DWP Pusat.

PAKAIAN SERAGAM DHARMA WANITA PERSATUAN Pakaian Seragam terdiri dari : Pakaian Seragam Kerja & Pakaian Seragam Resmi > Pakaian Seragam Kerja terdiri atas blouse lengan pendek dan rok dengan panjang ¦ 10 cm di bawah lutut > Pakaian Seragam Resmi terdiri atas blouse lengan panjang dan rok dengan panjang ¦ 10 cm di bawah lutut Bagi yang berpakaian muslim, model menyesuaikan dilengkapi kerudung dengan warna senada yang ditentukan oleh pengurus DWP Pusat Warna pakaian Jingga Muda

Kelengkapan : > Tas Warna Hitam > Sepatu tertutup warna hitam > Perhiasan giwang sederhana, arloji & cincin kawin > Lencana DWP disematkan di sebelah kiri

Penggunaan Seragam DWP > Pakaian Seragam Kerja digunakan pada kegiatan rutin > Pakaian Seragam Resmi digunakan hanya pada acara tertentu, misalnya pada acara HUT DWP, Pembukaan Munas / Rakernas, menghadiri undangan lain yang mensyaratkan pakaian seragam organisasi atau sesuai kesepakatan bersama

PAKAIAN SERAGAM KERJA DHARMA WANITA PERSATUAN BLOUSE Lengan Pendek : Ukuran ¦ 4 cm dari siku Garis wiener Panjang ¦ 30 cm dari pinggang Kancing : 4 buah, lubang bobok (gepas puler) 2 cm, warna sama dengan warna bahan Saku lebar 13,5 cm, tinggi 18 cm, letak ¦ 6-7 cm dari pinggang Tutup saku 4,5 cm x 12,5 cm Kerah Blouse Model & ukuran sesuai contoh Rok Model lurus Panjang ¦ 10 cm di bawah lutut Ritsluiting dibelakang Bagian belakang bawah diberi belahan menumpuk

PAKAIAN SERAGAM RESMI DHARMA WANITA PERSATUAN BLOUSE Lengan Panjang : Ukuran ¦ 4 cm dari siku Garis wiener Panjang ¦ 30 cm dari pinggang Kancing : 4 buah, lubang bobok (gepas puler) 2 cm, warna sama dengan warna bahan Saku lebar 13,5 cm, tinggi 18 cm, letak ¦ 6-7 cm dari pinggang Tutup saku 4,5 cm x 12,5 cm Kerah Blouse Model & ukuran sesuai contoh Rok ò Model lurus ò Panjang ¦ 10 cm di bawah lutut ò Ritsluiting dibelakang ò Bagian belakang bawah diberi belahan menumpuk

PAKAIAN SERAGAM LAPANGAN DHARMA WANITA PERSATUAN Tujuannya: menunjang kegiatan pengurus DWP pada tugas dilapangan, pengunaannya mulai tanggal 1 september 2005 Terdiri atas : * Blouse (seragam kerja DWP) * Celana panjang warna hitam * Lencana DWP disematkan disebelah kiri

PAKAIAN SERAGAM OLAH RAGA DHARMA WANITA PERSATUAN Kaos Warna Putih Lengan panjang, dengan manset warna peach Krah warna peach Kancing 2 buah Kantong disebelah kiri Logo persatuan DWP disebelah kiri Disekitar logo bagian bawah tercantum tulisan DWP dengan huruf miring Belahan kiri dan kanan Bahan polo

PAKAIAN SERAGAM OLAH RAGA DHARMA WANITA PERSATUAN Celana Panjang Warna Putih Dengan 2 strip disamping kiri dan kanan warna peach Kantong kiri & kanan Model lurus Bahan kaos Kelengkapan : Sepatu olah raga

PAKAIAN SERAGAM OLAH RAGA DHARMA WANITA PERSATUAN Penggunaan Pakaian seragam olah raga digunakan pada acara-acara olah raga Wewenang pembuatan dan pengadaan pakaian seragam olah raga ada pada pengurus Dharma Wanita Persatuan