Selamat Datang di webblog Kami
Home | Profil | About Me | Galeri

Selasa, 28 Juli 2009

Sambutan

Surabaya, Juni, 08 tahun 2009

Oleh: Istiqomah agustina

Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,

Pertama-tama saya menyampaikan terimakasih yang tak kepada Ketua dwpsatpolpp yang telah mendukung program pembuatan blog ini. Karena kepercayaan ini saya anggap suatu kehormatan apalagi pembuatan blog ini menyangkut peringatan hari lahirnya tokoh emansipasi wanita yang sangat penting peranannya dalam sejarah bangsa kita ini yakni Kartini. Tapi karena acara ini berlangsung di tengah arus proses reduksi sosok dan ide-ide Kartini sedemikian kuatnya melanda bangsa kita.

Reduksi sosok dan ide-ide Kartini ini menyebabkan Kartini dikenal dan disajikan sebagai suri tauladan resmi bukan karena apa yang dikatakannya melainkan karena apa yang dikatakan orang mengenai dirinya. Atau mengutip katakata Pramoedya Ananta Toer dalam kata pengantar Panggil Aku Kartini Saja: "Sampai sedemikian jauh, Kartini disebut-sebut di berbagai peringatan lebih banyak sebagai tokoh mitos, bukan sebagai manusia biasa, yang sudah tentu mengurangi kebesaran manusia Kartini itu sendiri serta menempatkannya dalam dunia dewadewa. Tambah kurang pengetahuan orang tentangnya tambah kuat kedudukannya sebagai tokoh mitos. Gambaran orang tentangnya dengan sendirinya lantas menjadi palsu, karena kebenaran tidak dibutuhkan, orang hanya menikmati candu mitos. Padahal Kartini sebenarnya jauh lebih agung dari pada total jendral mitos-mitos tentangnya."

Dalam konteks inilah maka penerbitan ulang dan acara peluncuran buku Panggil Aku Kartini Saja menjadi sangat penting dan memperoleh relevansinya yang nyata.

Saya tak begitu menyimak apa yang terjadi sepagi ini atau hari-hari kemarin menjelang peringatan Hari Kartini ini. Namun seperti juga tahun-tahun sebelumnya dimana-mana orang sibuk menyiapkan pidato yang berisi puja-puji kepada Sang Tokoh untuk diucapkan dalam upacara resmi kenegaraan. Sementara itu kalangan resmi sibuk menyiapkan kain kebaya apa yang akan dipakai untuk menghadiri upacara itu, menyiapkan berbagai lomba dan acara-acara yang dianggap khas perempuan. Media massa juga sibuk mewawancarai perempuan-perempuan yang dianggap menonjol dalam masyarakat, seharian ini mungkin kita akan menemukan artikel tentang perempuan di hampir seluruh media massa cetak maupun elektronik. Sehari dalam 365 hari tak apalah memberikan ekstra perhatian buat kaum perempuan. Inilah arus kuat yang terjadi setiap kita memperingati Hari Kartini.

Saya pernah memperhatikan pidato Menteri Urusan Peranan Wanita yang menyatakan bahwa diskriminasi perempuan masih terjadi terutama di pedesaan. Hal ini terjadi karena iklim sosial budaya yang belum mendukung terjadinya emansipasi. Namun menurutnya emansipasi haruslah sejalan dengan kebijakan pembangunan. Saya kira dari potongan pidato ini saja kita tahu bahwa proses reduksi itu bukan tanpa sengaja tapi merupakan satu rekayasa yang secara sadar atau tidak telah disengaja dilakukan. Bukan hanya dalam rangka memelihara tradisi dan nilai-nilai budaya tapi jelas untuk kepentingan polftik dan ekonomi kelompok tertentu. Oleh karena itu tak heran jika kita masih melihat diskriminasi, marginalisasi, eksploitasi, kekerasan terhadap perempuan di mana-mana.

Mungkin di tempat lain berbagai kelompok memperingatinya dengan cara yang lain dari yang biasa dilakukan orang dalam acara-acara resmi. Seperti misalnya pada tahun-tahun lalu, kelompok perempuan di Yogyakarta melakukan ziarah ke makam Kartini. Di sana mereka membacakan petisi yang antara lain meminta pemerintah untuk membubarkan Dharma Wanita karena dianggap sebagai simbol subordinasi perempuan dan dengan sendirinya bertentangan dengan cita-cita Kartini. Walhasil mereka dihalau oleh aparat keamanan untuk pulang kembali ke Yogya. Alasannya jelas, acara dan ide yang disampaikan bertentangan dengan kebijakan resmi pemerintah apalagi mengkritik sebuah model organisasi (dan model perempuan) yang menjadi kebikakan resmi pemerintah.

Pengetahuan saya tentang R.A kartini hanyalah lewat nyanyian wajib Ibu Kartini dan sedikit riwayat hidupnya yang setiap tahun diulang pada upacara peringatannya di sekolah. Keingintahuan saya lebih mendalam tentang Kartini agak terpenuhi ketika saya sering mengikuti acara peringatan R.A kartini setiap tahun dalam acara-acara tersebut saya memperoleh banyak penegtahuan tentang R.a kartini. Sosok Jiwa yang demokratis dan anti-feodalisme itulah ide yang pertama-tama saya tangkap dengan otak kecil saya waktu itu. Selebihnya hanyalah bayangan orang- orang berkebaya dan menyelenggarakan lomba-lomba itulah yang ada dalam benak saya dan saya kira juga dalam benak anak-anak Indonesia lain sampai saat ini.

Dari sedikit pengetahuan itulah saya memperoleh sedikit tentang ide Kartini, Bahwa Kartini adalah seorang perempuan yang hebat, itu tak usah kita ragukan lagi. Bahwa surat-suratnya penuh dengan informasi penting pada zaman itu, tak mungkin kita pungkiri. Bahwa buah pikirannya yang tertuang dalam surat-suratnya menjadi inspirasi banyak tokoh pergerakan kemerdekaan kita, adalah hal yang banyak diakui orang. Saya tak akan mengulang ulang puja-puji yang telah banyak disampaikan orang terhadap kehebatan Kartini, karena di samping akan mengurangi makna ketokohannya sendiri saya kira Kartini lewat surat-suratnya telah berbicara banyak untuk dirinya sendiri.

Meski saya sendiri sering merasa malu karena terus terang saja meski saya sering menyebut Kartini sebagai tokoh yang saya kagumi, yang ide-idenyasering menjadi inspirasi tulisan maupun gerak langkah saya saat ini.

Teringat pula saya akan seorang perempuan lain yang telah bekerja sebagai buruh garment hampir selama 20 tahun lamanya, yakni sejak ia berumur 14 tahun. Kini ia telah empat tahun lamanya menganggur. Majikannya telah memecatnya karena dia sangat rajin menanyakan hak haknya yang telah dilanggar. Selama empat tahun itu tak henti-hentinya ia melamar pekerjaan, namun tak satupun perusahaan yang mau menerimanya. Alasannya karena dia telah berumur lebih dari 30 tahun. Pengalaman kerjanya selama 20 tahun itu selain tidak memberikan nilai lebih kepadanya sebagai seorang buruh juga tidak berhasil membawa perubahan dalam hidupnya. Keinginannya untuk membuka warung di desanya juga tak kesampaian karena selama bekerja itu ia hanya mampu untuk membeli makanan dan pakaian agar ia dapat bekerja kembali dengan segar esok harinya. Dalam keadaan seperti itulah ia kembali pulang ke pangkuan ibundanya.

Inikah fungsi keibuan yang diagungkan itu? Yang atas nama kodrat perempuan selalu bersedia memproduksi anak-anak laki-laki dan perempuan untuk menjadi tenaga kerja murah di pabrik pabrik dimanfaatkan, limbak pabrik berupa buruh-buruh perempuan (dan juga laki-laki) yang jumlahnya jutaan ini kemana gerangan hendak pergi?

Gejala tembok yang dihadapi Kartini kini dikukuhkan dalam bentuk dan wujudnya yang lain. Pengukuhan itu dilakukan baik melalui perangkat undang-undang, kebijakan, organisasi maupun ideologi. Sebaliknya sikap jujur kita terhadap sejarah, apresiasi kita terhadap ide-ide kebebasan, keadilan dan kemandirian rakyat, tradisi keilmuan kita untuk selalu mencari kebenaran, letaknya hanyalah di pojokan. Tersudut di tengah alam "kemerdekaan" yang pengap, sesak, dan mematikan. Inilah barangkali makna yang saya tangkap dari acara peluncuran ini.

Akhirnya saya ucapkan selamat kepada Pramoedya Ananta Toer dan penyelenggara acara ini, yang dalam kepengapan dan arus kuat pereduksian sosok dan ide Kartini itu mencoba memberi makna yang lain pada peringatan hari kelahirannya.

Wassalam alaikum wa rahmatullahi wa barakattu.

Read More......

Sejarah singkat Dharma Wanita Persatuan Indonesia

Pada tahun 1974 berdirilah organisasi istri pegawai negeri sipil yang dikenal dengan nama Dharma Wanita dan pada waktu itu pendiri Dharma Wanita adalah Ibu Tien Soeharto. Namun pergolakan politik yang terjadi di dalam negeri, dan dengan keinginan untuk menjadi organisasi yang mandiri dan demokratis, organisasi ini berubah menjadi Dharma Wanita Persatuan pada tahun 1998. Dharma Wanita Persatuan mempunyai visi menjadi organisasi istri pegawai negeri yang kukuh, bersatu, dan mandiri. Misi organisasi ini adalah menyejahterakan anggota melalui bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya secara demokratis.

Read More......

Senin, 08 Juni 2009

SLIDE DWP SATPOL PP


Read More......

Jumat, 29 Mei 2009

SEKOLAH GRATIS DI INDONESIA

Anak Indonesia Bebas Biaya Sekolah!
Ada kabar gembira bagi pendidikan Indonesia ! di Januari 2009 ini anak-anak Indonesia usia SD dan SMP dapat menikmati Sekolah bebas SPP.Sebuah harapan yang sudah lama diidam-idamkan , Sekolah Indonesia bebas biaya.Para orang tua bisa bernafas lega karena Departemen Pendidikan Nasional mengeluarkan kebijakan yang memberlakukan sekolah gratis, terutama pada sekolah negeri tingkat pendidikan dasa mulai SD sampai SMP.

Hal tersebut terwujud berkat adanya kenaikan jumlah biaya santunan BOS (Biaya Operasional Sekolah) yang di dalamnya termasuk sumbangan pembiayaan pendidikan (SPP), uang penerimaan siswa baru (PSB), biaya ujian sekolah dan juga BOS buku. Adapun perincian dana BOS yang akan diterima oleh tiap siswa adalah sebesar Rp. 400.000/ tahun untuk SD / SDLB di wilayah kota, Rp. 397.000/ tahun untuk SD/ SDLB di kabupaten. Sedangkan untuk siswa SMP/ SMPLB/ SMPT di kota Rp. 575.000/ tahun dan SMP/ SMPLB/ SMPT di kabupaten Rp. 570.000/ tahun.
Dengan BOS, orang tua siswa tak perlu bingung soal biaya. Angka putus sekolah akan berkurang, dan pendidikan pun akan lebih terfokus kepada peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Siswa Sekolah Swasta Juga Bisa Bernafas Lega
Untuk siswa miskin yang belajar di sekolah swasta, juga tak perlu khawatir. Pemerintah juga telah menginstruksikan kepada sekolah-sekolah swasta, untuk mendata siswa yang kurang mampu dan membebaskannya dari punguntan biaya operasional sekolah dan tidak ada juga pungutan biaya yang berlebihan kepada siswa yang mampu.
Apa sih RSBI dan SBI?
RSBI adalah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, sedangkan SBI adalah Sekolah Bertaraf Internasional. Saat ini di Indonesia terutama di kota-kota besar, banyak sekolah-sekolah yang menyamakan kurikulumnya dengan kurikulum internasional. Dari segi fasilitas pun sudah disesuaikan dengan kualitas bertaraf internasional.
Siswa Senang Belajar, Guru Tenang Mengajar.
Pemberlakuan sekolah gratis bukan berarti penurunan kualitas pendidikan. Untuk itu bukan hanya siswa saja yang diringankan dalam hal biaya, namun kini para guru juga akan merasa lega dengan kebijakan pemerintah tentang kenaikan akan kesejahteraan guru. Tahun 2009 ini pemerintah telah memutuskan untuk memenuhi ketentuan UUD 1945 pasal 31 tentang alokasi APBN untuk pendidikan sebesar 20%. Sehingga akan tersedianya anggaran untuk menaikkan pendapatan guru, terutama guru pegawai negeri sipil (PNS) berpangkat rendah yang belum berkeluarga dengan masa kerja 0 tahun, sekurang-kurangnya berpendapatan Rp. 2 juta.
Biaya Seragam, Ekstrakulikuler dan Studitour-nya Bagaimana?
Dari dana BOS yang diterima sekolah wajib menggunakan dana tersebut untuk pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru, sumbangan pembiayaan pendidikan (SPP), pembelian buku teks pelajaran, biaya ulangan harian dan ujian, serta biaya perawatan operasional sekolah. Sedangkan biaya yang tidak menjadi prioritas sekolah dan memiliki biaya besar, seperti: studytour (karyawisata), studi banding, pembelian seragam bagi siswa dan guru untuk kepentingan pribadi (bukan inventaris sekolah), serta pembelian bahan atau peralatan yang tidak mendukung kegiatan sekolah, semuanya tidak ditanggung biaya BOS. Dan pemungutan biaya tersebut juga akan tergantung dengan kebijakan tiap-tiap sekolah. Serta tentunya pemerintah akan terus mengawasi dan menjamin agar biaya-biaya tersebut tidak memberatkan para siswa dan orangtua.
Ada Bantuan dari APBD, loh!
Semua pasti berharap terealisasinya pendidikan gratis. Agar anak-anak Indonesia dapat mengenyam pendidikan dasar 9 tahun dan dapat mengangkat martabat dan derajat bangsa kita. Bagaimana jika suatu waktu terjadi hambatan atau ada sekolah yang masih kekurangan dalam pemenuhan biaya operasionalnya? Tenang saja… karena pemerintah daerah wajib untuk memenuhi kekurangannya dari dana APBD yang ada. Agar proses belajar-mengajar pun tetap terlaksana tanpa kekurangan biaya.
Sanksi Bagi Pelaku Penyimpangan Dana
Pemerintah Daerah akan memasyarakatkan dan melaksanakan kebijakan BOS tahun 2009 ini. Dan akan bertindak tegas bagi yang melanggarnya serta memberantas para pelaku penyimpangan dana tersebut. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan maka dana BOS akan disalurkan langsung ke rekening tiap-tiap sekolah. Dan secara khusus pemerintah akan mengirim tim pengawas untuk memonitor dana tersebut.


Read More......

Rabu, 27 Mei 2009

KARTiNI, EMANSIPASI DAN KONTROVERSI

Kartini"Saja ada satoe Botjah-Boedha, maka itoe ada mendjadi satoe alesan mengapa saja kini tiada memakan barang berdjiwa. Ketika saja masih anak-anak, saja telah dapat sakit keras, dokter-dokter tidak bisa menolong, mereka poetoes asah. Waktoe itoe, seorang Tionghoa (seorang hoekoeman dengan siapa kita masih anak-anak soeka bersahabatan) tawarkan dirinja boeat menolong saja. Saja poenja orang toea menoeroet dan saja betoel-betoel djadi semboeh. Apa jang obat-obatan dari orang-orang terpeladjar tidak mampoe, djoestroe obat-tachajoel jang menolongnja.

Ia menolong saja dengan tjoema-tjoema, saja disoeroe minoem aboe dari hioswa jang dibakar sebagi sembah-bakti pada satoe Tepekong Tionghoa. Lantaran minoem obat itoe saja djadi anaknja Orang Soetji itoe, Santikkong Welahan. Pada kira-kira satoe tahoen jang laloe saja mengoenjoengi Orang Soetji itoe. Ia ada hanja satoe Patoeng Emas jang ketjil dan siang malam dilipoeti asep hio. Bilamana ada berdjangkit wabah penjakit heibat, patoeng ketjil ini digotong-gotong kesana-sini dengan pake oepatjara boeat oesir pengaroeh djahat dari iblis-iblis.

Memahami utuh pikiran Kartini terlihatlah jelas betapa ia orang yang kritis dan cerdas atas kondisi sosial dan sebagai pemeluk agama yang taat dan saleh ia menghargai pengobatan alternatif yang oleh kedokteran Belanda dan Barat saat itu dianggap terbelakang, tetapi ia sekaligus menyayangkan praktek perdukunan yang seringkali mengikuti pengobatan itu. Sebagai orang muda terpelajar yang berkeinginan melanjutkan studi kedokteran di Betawi (tapi ayahnya melarangnya) Kartini tentu mengerti bahwa penyakit bukan disebabkan oleh arwah jahat yang bisa diusir dengan asap. Namun demikian ia bijak menghargai upaya pengobatan demikian.

Itulah terjemahan surat yang dikirim oleh R.A.Kartini pada 27 Oktober 1902 kepada nyonya R.M.Abendanon-Mandri seperti yang dimuat dalam buku Door Duisternis to Licht.

Kartini dilahirkan dari keluarga ningrat Jawa pada 21 April 1879 di Jepara. Ayahnya, R.M.A.A Sosroningrat, pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Teluwakur, Jepara. Peraturan Kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Ajeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.

Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Beliau adalah keturunan keluarga yang cerdas. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa.

Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School) hanya sampai usia 12 tahun. Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit.

Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, dimana kondisi sosial saat itu perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.

Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft, ia juga menerima leestrommel (paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan). Di antaranya terdapat majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie. Kartini pun kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat di De Hollandsche Lelie. Dari surat-suratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil membuat catatan-catatan. Kadang-kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas. Di antara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20, terdapat judul Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya dua kali. Lalu De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus. Kemudian karya Van Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta de Witt yang sedang-sedang saja, roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata). Semuanya berbahasa Belanda.

Oleh orang tuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, Raden Adipati Joyodiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.

Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, RM Soesalit, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.

Kartini telah memberikan inspirasi kepada banyak wanita di dunia, bahkan Eleanor Roosevelt pun terkesan setelah membaca terjemahan kumpulan surat-surat Kartini, Letters of a Javanese Princess. Bagi Eleanor Roosevelt, gagasan-gagasan yang ditemukannya dalam surat-surat itu sangat menggugah hati nuraninya. Ditengah pro kontra Kartini pada tahun 1964 dia dinyatakan sebagai pahlawan nasional, tokoh pendidikan dan emansipasi perempuan. Kartini sebagai pahlawan emansipasi wanita tetapi faktanya dia adalah anak selir, bukan anak garwo padmi dan Kartini merupakan istri keempat dari Raden Adipati Joyodiningrat, Bupati Rembang. Hingga saat ini pun sebagian besar naskah asli surat Kartini tak diketahui keberadaannya

Selain Kartini masih banyak pahlawan-pahlawan yang layak menyandang pahlawan emansipasi wanita :

* R. Dewi Sartika, sudah mendirikan sekolah-sekolah bagi anak perempuan di daerah Pasundan pada tahun 1904, tahun wafatnya Kartini.
* Cut Nyak Dhien, adalah seorang pahlawan wanita dari Aceh yang bersama suaminya Teuku Umar mengangkat senjata dan berperang melawan Belanda.
* Cut Meutia, adalah tokoh pahlawan dari Aceh yang bersama suaminya Teuku Cik Tunong juga mengangkat senjata dan berperang melawaan Belanda.
* Rahma el-Yunusia di Padang juga mendirikan sekolah-sekolah bagi anak perempuan; dan dia sangat tegas menolak semua tawaran Belanda untuk memberinya subsidi, karena dia tidak ingin terikat.
* Rohana Kudus, adalah wanita Indonesia pertama yang memimpin surat kabar Soenting Melaju. Ia menjadi pioner perdebatan gender dan hak-hak wanita Minangkabau.

Mengapa harus Kartini yang menjadi Pahlawan Emansipasi Wanita ? Bukankah nama-nama diatas juga pantas mendapat gelar tersebut. Perjuangan mereka lebih nyata dan bukan sekedar pemikiran yang ditungkan dalam surat korespondensi dengan teman. Tulisan inibukan untuk menggugat keberadaan Kartini sebagai Pahlawan Emansipasi wanita tapi sekedar untuk sharing saja dan juga untuk memberikan perhargaan yang lebih pada pahlawan-pahlawan wanita yang perjuangannya tidak lebih ringan daripada Kartini.

Read More......

Atribut

ATRIBUT BAJU SERAGAM DHARMA WANITA Pasal 30 Atribut DWP meliputi lambang, panji, vandel, bendera olah raga, papan nama, lencana, hymne, dan mars, serta pakaian seragam. Jenis, bentuk, ukuran, warna, dan cara penggunaan atribut sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini diatur lebih lanjut oleh pengurus DWP Pusat.

PAKAIAN SERAGAM DHARMA WANITA PERSATUAN Pakaian Seragam terdiri dari : Pakaian Seragam Kerja & Pakaian Seragam Resmi > Pakaian Seragam Kerja terdiri atas blouse lengan pendek dan rok dengan panjang ¦ 10 cm di bawah lutut > Pakaian Seragam Resmi terdiri atas blouse lengan panjang dan rok dengan panjang ¦ 10 cm di bawah lutut Bagi yang berpakaian muslim, model menyesuaikan dilengkapi kerudung dengan warna senada yang ditentukan oleh pengurus DWP Pusat Warna pakaian Jingga Muda

Kelengkapan : > Tas Warna Hitam > Sepatu tertutup warna hitam > Perhiasan giwang sederhana, arloji & cincin kawin > Lencana DWP disematkan di sebelah kiri

Penggunaan Seragam DWP > Pakaian Seragam Kerja digunakan pada kegiatan rutin > Pakaian Seragam Resmi digunakan hanya pada acara tertentu, misalnya pada acara HUT DWP, Pembukaan Munas / Rakernas, menghadiri undangan lain yang mensyaratkan pakaian seragam organisasi atau sesuai kesepakatan bersama

PAKAIAN SERAGAM KERJA DHARMA WANITA PERSATUAN BLOUSE Lengan Pendek : Ukuran ¦ 4 cm dari siku Garis wiener Panjang ¦ 30 cm dari pinggang Kancing : 4 buah, lubang bobok (gepas puler) 2 cm, warna sama dengan warna bahan Saku lebar 13,5 cm, tinggi 18 cm, letak ¦ 6-7 cm dari pinggang Tutup saku 4,5 cm x 12,5 cm Kerah Blouse Model & ukuran sesuai contoh Rok Model lurus Panjang ¦ 10 cm di bawah lutut Ritsluiting dibelakang Bagian belakang bawah diberi belahan menumpuk

PAKAIAN SERAGAM RESMI DHARMA WANITA PERSATUAN BLOUSE Lengan Panjang : Ukuran ¦ 4 cm dari siku Garis wiener Panjang ¦ 30 cm dari pinggang Kancing : 4 buah, lubang bobok (gepas puler) 2 cm, warna sama dengan warna bahan Saku lebar 13,5 cm, tinggi 18 cm, letak ¦ 6-7 cm dari pinggang Tutup saku 4,5 cm x 12,5 cm Kerah Blouse Model & ukuran sesuai contoh Rok ò Model lurus ò Panjang ¦ 10 cm di bawah lutut ò Ritsluiting dibelakang ò Bagian belakang bawah diberi belahan menumpuk

PAKAIAN SERAGAM LAPANGAN DHARMA WANITA PERSATUAN Tujuannya: menunjang kegiatan pengurus DWP pada tugas dilapangan, pengunaannya mulai tanggal 1 september 2005 Terdiri atas : * Blouse (seragam kerja DWP) * Celana panjang warna hitam * Lencana DWP disematkan disebelah kiri

PAKAIAN SERAGAM OLAH RAGA DHARMA WANITA PERSATUAN Kaos Warna Putih Lengan panjang, dengan manset warna peach Krah warna peach Kancing 2 buah Kantong disebelah kiri Logo persatuan DWP disebelah kiri Disekitar logo bagian bawah tercantum tulisan DWP dengan huruf miring Belahan kiri dan kanan Bahan polo

PAKAIAN SERAGAM OLAH RAGA DHARMA WANITA PERSATUAN Celana Panjang Warna Putih Dengan 2 strip disamping kiri dan kanan warna peach Kantong kiri & kanan Model lurus Bahan kaos Kelengkapan : Sepatu olah raga

PAKAIAN SERAGAM OLAH RAGA DHARMA WANITA PERSATUAN Penggunaan Pakaian seragam olah raga digunakan pada acara-acara olah raga Wewenang pembuatan dan pengadaan pakaian seragam olah raga ada pada pengurus Dharma Wanita Persatuan