Selamat Datang di webblog Kami
Home | Profil | About Me | Galeri

Selasa, 28 Juli 2009

Sambutan

Surabaya, Juni, 08 tahun 2009

Oleh: Istiqomah agustina

Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,

Pertama-tama saya menyampaikan terimakasih yang tak kepada Ketua dwpsatpolpp yang telah mendukung program pembuatan blog ini. Karena kepercayaan ini saya anggap suatu kehormatan apalagi pembuatan blog ini menyangkut peringatan hari lahirnya tokoh emansipasi wanita yang sangat penting peranannya dalam sejarah bangsa kita ini yakni Kartini. Tapi karena acara ini berlangsung di tengah arus proses reduksi sosok dan ide-ide Kartini sedemikian kuatnya melanda bangsa kita.

Reduksi sosok dan ide-ide Kartini ini menyebabkan Kartini dikenal dan disajikan sebagai suri tauladan resmi bukan karena apa yang dikatakannya melainkan karena apa yang dikatakan orang mengenai dirinya. Atau mengutip katakata Pramoedya Ananta Toer dalam kata pengantar Panggil Aku Kartini Saja: "Sampai sedemikian jauh, Kartini disebut-sebut di berbagai peringatan lebih banyak sebagai tokoh mitos, bukan sebagai manusia biasa, yang sudah tentu mengurangi kebesaran manusia Kartini itu sendiri serta menempatkannya dalam dunia dewadewa. Tambah kurang pengetahuan orang tentangnya tambah kuat kedudukannya sebagai tokoh mitos. Gambaran orang tentangnya dengan sendirinya lantas menjadi palsu, karena kebenaran tidak dibutuhkan, orang hanya menikmati candu mitos. Padahal Kartini sebenarnya jauh lebih agung dari pada total jendral mitos-mitos tentangnya."

Dalam konteks inilah maka penerbitan ulang dan acara peluncuran buku Panggil Aku Kartini Saja menjadi sangat penting dan memperoleh relevansinya yang nyata.

Saya tak begitu menyimak apa yang terjadi sepagi ini atau hari-hari kemarin menjelang peringatan Hari Kartini ini. Namun seperti juga tahun-tahun sebelumnya dimana-mana orang sibuk menyiapkan pidato yang berisi puja-puji kepada Sang Tokoh untuk diucapkan dalam upacara resmi kenegaraan. Sementara itu kalangan resmi sibuk menyiapkan kain kebaya apa yang akan dipakai untuk menghadiri upacara itu, menyiapkan berbagai lomba dan acara-acara yang dianggap khas perempuan. Media massa juga sibuk mewawancarai perempuan-perempuan yang dianggap menonjol dalam masyarakat, seharian ini mungkin kita akan menemukan artikel tentang perempuan di hampir seluruh media massa cetak maupun elektronik. Sehari dalam 365 hari tak apalah memberikan ekstra perhatian buat kaum perempuan. Inilah arus kuat yang terjadi setiap kita memperingati Hari Kartini.

Saya pernah memperhatikan pidato Menteri Urusan Peranan Wanita yang menyatakan bahwa diskriminasi perempuan masih terjadi terutama di pedesaan. Hal ini terjadi karena iklim sosial budaya yang belum mendukung terjadinya emansipasi. Namun menurutnya emansipasi haruslah sejalan dengan kebijakan pembangunan. Saya kira dari potongan pidato ini saja kita tahu bahwa proses reduksi itu bukan tanpa sengaja tapi merupakan satu rekayasa yang secara sadar atau tidak telah disengaja dilakukan. Bukan hanya dalam rangka memelihara tradisi dan nilai-nilai budaya tapi jelas untuk kepentingan polftik dan ekonomi kelompok tertentu. Oleh karena itu tak heran jika kita masih melihat diskriminasi, marginalisasi, eksploitasi, kekerasan terhadap perempuan di mana-mana.

Mungkin di tempat lain berbagai kelompok memperingatinya dengan cara yang lain dari yang biasa dilakukan orang dalam acara-acara resmi. Seperti misalnya pada tahun-tahun lalu, kelompok perempuan di Yogyakarta melakukan ziarah ke makam Kartini. Di sana mereka membacakan petisi yang antara lain meminta pemerintah untuk membubarkan Dharma Wanita karena dianggap sebagai simbol subordinasi perempuan dan dengan sendirinya bertentangan dengan cita-cita Kartini. Walhasil mereka dihalau oleh aparat keamanan untuk pulang kembali ke Yogya. Alasannya jelas, acara dan ide yang disampaikan bertentangan dengan kebijakan resmi pemerintah apalagi mengkritik sebuah model organisasi (dan model perempuan) yang menjadi kebikakan resmi pemerintah.

Pengetahuan saya tentang R.A kartini hanyalah lewat nyanyian wajib Ibu Kartini dan sedikit riwayat hidupnya yang setiap tahun diulang pada upacara peringatannya di sekolah. Keingintahuan saya lebih mendalam tentang Kartini agak terpenuhi ketika saya sering mengikuti acara peringatan R.A kartini setiap tahun dalam acara-acara tersebut saya memperoleh banyak penegtahuan tentang R.a kartini. Sosok Jiwa yang demokratis dan anti-feodalisme itulah ide yang pertama-tama saya tangkap dengan otak kecil saya waktu itu. Selebihnya hanyalah bayangan orang- orang berkebaya dan menyelenggarakan lomba-lomba itulah yang ada dalam benak saya dan saya kira juga dalam benak anak-anak Indonesia lain sampai saat ini.

Dari sedikit pengetahuan itulah saya memperoleh sedikit tentang ide Kartini, Bahwa Kartini adalah seorang perempuan yang hebat, itu tak usah kita ragukan lagi. Bahwa surat-suratnya penuh dengan informasi penting pada zaman itu, tak mungkin kita pungkiri. Bahwa buah pikirannya yang tertuang dalam surat-suratnya menjadi inspirasi banyak tokoh pergerakan kemerdekaan kita, adalah hal yang banyak diakui orang. Saya tak akan mengulang ulang puja-puji yang telah banyak disampaikan orang terhadap kehebatan Kartini, karena di samping akan mengurangi makna ketokohannya sendiri saya kira Kartini lewat surat-suratnya telah berbicara banyak untuk dirinya sendiri.

Meski saya sendiri sering merasa malu karena terus terang saja meski saya sering menyebut Kartini sebagai tokoh yang saya kagumi, yang ide-idenyasering menjadi inspirasi tulisan maupun gerak langkah saya saat ini.

Teringat pula saya akan seorang perempuan lain yang telah bekerja sebagai buruh garment hampir selama 20 tahun lamanya, yakni sejak ia berumur 14 tahun. Kini ia telah empat tahun lamanya menganggur. Majikannya telah memecatnya karena dia sangat rajin menanyakan hak haknya yang telah dilanggar. Selama empat tahun itu tak henti-hentinya ia melamar pekerjaan, namun tak satupun perusahaan yang mau menerimanya. Alasannya karena dia telah berumur lebih dari 30 tahun. Pengalaman kerjanya selama 20 tahun itu selain tidak memberikan nilai lebih kepadanya sebagai seorang buruh juga tidak berhasil membawa perubahan dalam hidupnya. Keinginannya untuk membuka warung di desanya juga tak kesampaian karena selama bekerja itu ia hanya mampu untuk membeli makanan dan pakaian agar ia dapat bekerja kembali dengan segar esok harinya. Dalam keadaan seperti itulah ia kembali pulang ke pangkuan ibundanya.

Inikah fungsi keibuan yang diagungkan itu? Yang atas nama kodrat perempuan selalu bersedia memproduksi anak-anak laki-laki dan perempuan untuk menjadi tenaga kerja murah di pabrik pabrik dimanfaatkan, limbak pabrik berupa buruh-buruh perempuan (dan juga laki-laki) yang jumlahnya jutaan ini kemana gerangan hendak pergi?

Gejala tembok yang dihadapi Kartini kini dikukuhkan dalam bentuk dan wujudnya yang lain. Pengukuhan itu dilakukan baik melalui perangkat undang-undang, kebijakan, organisasi maupun ideologi. Sebaliknya sikap jujur kita terhadap sejarah, apresiasi kita terhadap ide-ide kebebasan, keadilan dan kemandirian rakyat, tradisi keilmuan kita untuk selalu mencari kebenaran, letaknya hanyalah di pojokan. Tersudut di tengah alam "kemerdekaan" yang pengap, sesak, dan mematikan. Inilah barangkali makna yang saya tangkap dari acara peluncuran ini.

Akhirnya saya ucapkan selamat kepada Pramoedya Ananta Toer dan penyelenggara acara ini, yang dalam kepengapan dan arus kuat pereduksian sosok dan ide Kartini itu mencoba memberi makna yang lain pada peringatan hari kelahirannya.

Wassalam alaikum wa rahmatullahi wa barakattu.

0 komentar:

Atribut

ATRIBUT BAJU SERAGAM DHARMA WANITA Pasal 30 Atribut DWP meliputi lambang, panji, vandel, bendera olah raga, papan nama, lencana, hymne, dan mars, serta pakaian seragam. Jenis, bentuk, ukuran, warna, dan cara penggunaan atribut sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini diatur lebih lanjut oleh pengurus DWP Pusat.

PAKAIAN SERAGAM DHARMA WANITA PERSATUAN Pakaian Seragam terdiri dari : Pakaian Seragam Kerja & Pakaian Seragam Resmi > Pakaian Seragam Kerja terdiri atas blouse lengan pendek dan rok dengan panjang ¦ 10 cm di bawah lutut > Pakaian Seragam Resmi terdiri atas blouse lengan panjang dan rok dengan panjang ¦ 10 cm di bawah lutut Bagi yang berpakaian muslim, model menyesuaikan dilengkapi kerudung dengan warna senada yang ditentukan oleh pengurus DWP Pusat Warna pakaian Jingga Muda

Kelengkapan : > Tas Warna Hitam > Sepatu tertutup warna hitam > Perhiasan giwang sederhana, arloji & cincin kawin > Lencana DWP disematkan di sebelah kiri

Penggunaan Seragam DWP > Pakaian Seragam Kerja digunakan pada kegiatan rutin > Pakaian Seragam Resmi digunakan hanya pada acara tertentu, misalnya pada acara HUT DWP, Pembukaan Munas / Rakernas, menghadiri undangan lain yang mensyaratkan pakaian seragam organisasi atau sesuai kesepakatan bersama

PAKAIAN SERAGAM KERJA DHARMA WANITA PERSATUAN BLOUSE Lengan Pendek : Ukuran ¦ 4 cm dari siku Garis wiener Panjang ¦ 30 cm dari pinggang Kancing : 4 buah, lubang bobok (gepas puler) 2 cm, warna sama dengan warna bahan Saku lebar 13,5 cm, tinggi 18 cm, letak ¦ 6-7 cm dari pinggang Tutup saku 4,5 cm x 12,5 cm Kerah Blouse Model & ukuran sesuai contoh Rok Model lurus Panjang ¦ 10 cm di bawah lutut Ritsluiting dibelakang Bagian belakang bawah diberi belahan menumpuk

PAKAIAN SERAGAM RESMI DHARMA WANITA PERSATUAN BLOUSE Lengan Panjang : Ukuran ¦ 4 cm dari siku Garis wiener Panjang ¦ 30 cm dari pinggang Kancing : 4 buah, lubang bobok (gepas puler) 2 cm, warna sama dengan warna bahan Saku lebar 13,5 cm, tinggi 18 cm, letak ¦ 6-7 cm dari pinggang Tutup saku 4,5 cm x 12,5 cm Kerah Blouse Model & ukuran sesuai contoh Rok ò Model lurus ò Panjang ¦ 10 cm di bawah lutut ò Ritsluiting dibelakang ò Bagian belakang bawah diberi belahan menumpuk

PAKAIAN SERAGAM LAPANGAN DHARMA WANITA PERSATUAN Tujuannya: menunjang kegiatan pengurus DWP pada tugas dilapangan, pengunaannya mulai tanggal 1 september 2005 Terdiri atas : * Blouse (seragam kerja DWP) * Celana panjang warna hitam * Lencana DWP disematkan disebelah kiri

PAKAIAN SERAGAM OLAH RAGA DHARMA WANITA PERSATUAN Kaos Warna Putih Lengan panjang, dengan manset warna peach Krah warna peach Kancing 2 buah Kantong disebelah kiri Logo persatuan DWP disebelah kiri Disekitar logo bagian bawah tercantum tulisan DWP dengan huruf miring Belahan kiri dan kanan Bahan polo

PAKAIAN SERAGAM OLAH RAGA DHARMA WANITA PERSATUAN Celana Panjang Warna Putih Dengan 2 strip disamping kiri dan kanan warna peach Kantong kiri & kanan Model lurus Bahan kaos Kelengkapan : Sepatu olah raga

PAKAIAN SERAGAM OLAH RAGA DHARMA WANITA PERSATUAN Penggunaan Pakaian seragam olah raga digunakan pada acara-acara olah raga Wewenang pembuatan dan pengadaan pakaian seragam olah raga ada pada pengurus Dharma Wanita Persatuan